This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 22 Oktober 2010

beginilah buya kita mengajarkan

beginilah...
buya kita mengajarkan
tentang arti sebuah ketaatan
dari sang Khalik maha penggengam
tak ada jeri
atau bantahan meninggikan nyali

takutkah...?
adakah rasa itu bersenyaman...
atau kecewa pada Rabbi bermunculan?
pada jiwa anak semata wayang nan tersayang...

sedihkah?
setelah berputar masa menanti si buah hati
tapi mimpi mewahyukan perintah ilahi
menyembelih terkasih bagai beri-beri...

tak ada...
tiada rasa itu
hanya taat
hanya taat...

pagi adha

Pagi adha
kala takbir berkumandang
menceritakan tentang arti keikhlasan
dan makna ketundukan
dari seorang insan bernama ibrahim

pagi adha...
darah kurban menderas
mengajar manusia akan makna cinta
kasih tertinggi..
pada Rabbnya...

pagi adha
takbir telah lama berlalu
meninggalkan jejak kisah keteladanan
dari seorang ayah kepada anaknya
dari seorang nabi kepada umatnya

Kamis, 21 Oktober 2010

Batu-bata kita, adakah di bangunan itu?

kita adalah da'i sebelum menjadi apapun! kalimat itu telah kudengar bertahun-tahun yang lalu. dan jujur selama ini kalimat itu hanya menjadi penghias dinding kamar, atau pelengkap tatkala menuliskan motto hidup pada biodata. namun, tak pernah makna dari kalimat itu membenam jauh di kedalaman jiwa, yang kemudian menerbitkan amal-amal kebaikan yang memberikan sumbangsih guna membangun peradaban islami.

jadi malu (teramat malu malah) saat ingat berapa kali menolak panggilan dakwah dengan berbagai alasan. mencari-cari pembenaran agar alasan itu terlihat syar'i dimata manusia. padahal sebenarnya hanya malas saja. betul! karena malas. perjalanan jauh yang melelahkan, medan jalan yang tidak menyenangkan, panas terik dan hujan yang malas untuk diterjang. astagfirullah....

bangga sekali saat diri ini disebut aktivis dakwah. seorang akhwat! ternyata... itu hanya label! label yang menempel pada wadah yang kosong. wadah yang tidak dapat memberi apapun pada gelas-gelas disekitarnya karena tidak mempunyai isi.

duhai... betapa malunya.
pada diri sendiri dan pada Allah. mengaku cinta pada Allah dan rasulNya. tapi malas mengemban risalah yang Rasul bawa. cukup berpuas diri dengan gelar yang diberikan manusia. wahai diriku yang mengaku sebagai pengemban risalah dakwah ini. apakah pantas kau menyandang gelar itu sedang takada satupun batu-bata yang kau sumbang untuk membangun peradaban ini?

betapa banyak kata yang kau tulis untuk memetaforakan perjuangan yang kau anggap hebat berapa banyak kalimat hebat yang kau ucap agar terlihat tawadhu dimata manusia?

wahai diri... tidak malukah engkau? hapuskan kata tidak siap dalam kamusmu. enyahkan kata lelah dalam tiap perjalananmu. bergeraklah...bergeraklah... berikan bahan yang terbaik untuk membangun peradaban ini....

meski lelah sangat
meski manusia lain tiada yang tahu
meski airmata kerap tertumpah....
meski sendirian....
teruslah bergerak, bersama kebenaran.... Allah bersama kita....
(buat diriku yang seringkali mengeluh tak tahu diri)

Rabu, 20 Oktober 2010

saat-saat seperti ini

saat-saat seperti ini,
kala langit cerah membentang indah,
sesekali angin menyapa,
diiringi beberapa helai daun kering yang jatuh...

saat itulah
aku teringat akan semua cita,
yang kujerat disetiap helai ilalang,
tergulir kembali beribu impian,
yang pernah terpahat di relief jiwa,
meski sering terjatuh,
acap kali tersesat,
atau luka berdarah
turut memberi warna,
ikut menebar rasa,
meluahkan beragam cerita,
hingga menenggelamkan sebagian harap yang sempat tercatat.

Selasa, 19 Oktober 2010

Saya seorang PNS! Ada masalah?


Agak tersinggung (sangat!) saat membaca status seorang teman di fb dan komen-komen dibawahnya tentang PNS.
Sebenarnya sih ingin diam saja. Toh yang dibicarakan mereka juga tidak terlalu salah. Lagipula saia menganggap semua kritikan dan hinaan pada kami-kami (saia juga PNS bung!) yang mempunyai profesi sebagai PNS sebagai saran pembangun yang SEMOGA bisa merubah kinerja PNS menjadi baik.
Ketika orang-orang mengatakan PNS itu adalah babu. Oh come on… saia sangat berterimakasih jika dikatakan seperti itu, karena tugas seorang PEGAWAI itu memang melayani! Menurut otak saia yang sangat dangkal ini, setiap pekerjaan tugasnya adalah melayani. Hanya saja obyek yang dilayani itu berbeda-beda. Jadi kalau begitu, semua orang apapun profesinya, adalah BABU!

Minggu, 17 Oktober 2010

rindu ilalang

merindukan padang ilalang
bagaimanakah kabarnya sekarang?
adakah rindu itu tercerabut dari jiwamu?
seperti pelangi yang perlahan tergusur mentari

sudah lama,
kita tidak lagi saling berkisah
tentang hujan yang memburu
atau semilir angin yang merajuk

marahkah kau?
denganku?
yang meninggalkanmu dengan tergesa
tanpa salam, tanpa tanda

meski ku mafhum
kau tiada peduli
meski aku pergi atau tetap berdiri disini

Cinta Masai

kawan...
aku pernah merasakan duka yang teramat dalam. kisah yang paling menyedihkan, dan linangan air mata yang berderai-derai. diantara kepingan waktu, aku meraba. apakah hikmah terselip diantara cerita pilu menggores ini?
ternyata kawan, tidaklah sulit untuk menemukan butiran-butiran hikmah yang terangkai di setiap lembaran kisah. hanya saja, hati yang gersang, jiwa yang kering dan pikiran yang masai telah menghijabnya dari cahaya hikmah berbalut kebenaran itu.
maka, jika ternyata diri ini masih sulit untuk bersua dengan cahaya hikmah itu. maka tergugulah dihamparan sajadah. tengadahkan tangan memohon sedikit belas kasihanNya, agar hati yang keras membatu ini terlunakkan dengan cahayaNya.

sekarang,
semuanya telah tertinggal jauh di detak waktu. walau sering aku menoleh kebelakang. memandang sayu cerita usang nan pilu itu, tapi jauh di kedalaman hati biruku. semua telah terbingkai dalam album bernama kasih sayang. tak ada yang tertinggal. semua telah terbungkus rapi.meski tak jarang ada sesuatu yang melesak saat kutatap bungkusan cerita itu.

yang tersisa saat ini hanyalah harapan...
akan sebuah impian yang terwujud dimasa depan. meski terasa jauh, tapi aku percaya Allah Maha baik padaku. jadi... harapan itu terus kugantungkan disetiap hembusan doa yang semilir di ringkihnya ibadah.

aku pernah kawan... pernah merasa terbuang.
tapi percayalah padaNya. Dia takkan meninggalkan hambaNya sedetik pun. maka sepilu dan seputus apapun harapmu pada dunia dan segala ragamnya. ingatlah... ada Dia, yang selalu ada untuk kita. maka, mendekatlah padaNya, meski dengan wajah iman yang kotor dan berdebu. walau dengan cinta yang pucat da timpang.

percayalah... percayalah padaNya.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kusadari

Kusadari
Diri ini hanya sebutir debu
dihamparan pantai-Mu
Izinkanlah kubersujud
Menyebut nama-Mu
Spenuh kasih spenuh cintaku

Karna diriku penuh dosa dan kesalahan
Sendiri di kegelapan
Aku rindu cahyamu Tuhan
Bimbing langkah kakiku
Menapak suci jalan-Mu
BAwa diriku ke sorgamu
Tuhan beri kan ku ampunan
Untuk semua kesalahan
Yang tlah dan belum aku lakukan

Langit Biru-ku

entah mengapa, setiap memandang hamparan langit biru yang terbentang luas, dengan hiasan awan putih tipis menggurat cerahnya biru. ada suatu rasa mengkristal di palung sekeping hati rapuhku. sebuah rasa yang terbingkai dari berbagai lukisan rasa. dan membentuk suatu senyawa yang sama sekali tiada kupahami bernama apakah rasa yang sedang kucicipi ini?

ada pilu tersisip, ada perih termaktub dan ada harap tergeletak disana.
kecewakah? oh tidak. tidak ada rasa sesal dan kecewa tergores. karena aku memahami dan sangat mengerti bahwa Allah sangat baik padaku. dan Ia selalu memberi yang terbaik untukku. SELALU!

Jumat, 15 Oktober 2010

Menyiapkan sang pemimpin



“Wah, anak ibu pinter sekali ya…, raportnya selalu bagus!” celutuk seorang ibu yang melihat hasil raport anak tetangganya saat pembagian raport semeseter II kemarin. Mungkin, tak hanya Ibu itu, tapi berjuta-juta orang tua di negeri ini akan sangat bangga apabila anaknya selalu juara dikelasnya, raportnya selalu bagus, atau selalu menang dalam kompetisi kecerdasan intelektual. Tak salah memang, namun hal itu akan menjadi salah jika dikonotasikan bahwa anak harus selalu juara atau anak harus selalu mendapat nilai bagus. Penekanan yang berlebihan akan membuat anak menjadi tertekan, maka jangan salahkan anak jika ia “nekad” melakukan apa saja demi nilai yang bagus.

Kamis, 14 Oktober 2010

ini kunamakan RINDU


Setiap hari
Kugambarkan impian itu.
Tentang rumah kita,
anak-anak yang cerdas dan lucu,
tentang romantisme malam, hingga sarapan menyenangkan.

Tentang bagaimana kau bercerita epik sejarah islam,
Tentang bagaimana kau mengajariku banyak hal
Tentang semua tawa dan rasa cemas yang kau bagi denganku

Tentang cinta…
Padaku, pada anak-anak kita, dan tentu saja
Pada Allah..
Tuhan kita…

Setiap hari
Kugambarkan harap itu
Pada sehelai hati rapuh milikku
Tentang bagaiman aku menunggumu
Tentang bagaimana aku merindukanmu
Tentang bagaimana aku menantimu

Aku rindu padamu

Pada jiwamu yang bahkan aku sendiri tak tahu siapa kau
Hanya saja aku sekarang begitu rindu


Melati di samping jendela

melati disamping jendelaku berbunga. bukan hal yang istimewa memang. karena setiap saat melati itu selalu berbunga. tak jemu, tiada henti. kadang sering kali saat membuka jendela kamar pagi hari. kulihat bunga-bunga putihnya yang kecil indah mempesona berserakan ditanah.

namun entah kenapa, kali ini aku melihat melati disamping jendelaku ini agak berbeda. dan aku tidak bisa mendefiniskan atau menjelaskan berbeda dalam hal apa. seakan-akan melati itu 'mengatakan' sesuatu, bahwa harapan yang selama ini kugantungkan pada langit sebentar lagi kan berbunga. indah, putih, harum dan sederhana...