Minggu, 24 Maret 2013

Model Pembelajaran Whole Brain Teaching


Seperti kita ketahui, otak dalam menerima informasi tidak begitu saja langsung menyimpan informasi tersebut, melainkan masih mengolahnya. Otak kita akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan : pernahkah mendengar atau meliht informasi ini sebelumnya, di bagian mana informasi ini cocok dan apa yang haru dilakukan padanya, dapatkah inormasi ini diasumsikan sama yang diterima kemarin, bulan lalu atau tahun lalu. Inilah yang menyebabkan keterlambatan siswa dalam menyerap informasi dari guru. 
Berikut ini adalah sebuah metode pembelajaran yang dikenal dengan Power Teaching atau Whole Brain Learning. Menurut Armstrong (2009) Power Teaching adalah sebuah metode belajar yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Metode ini cukup menarik, karena mampu meningkatkan atensi dan konsentrasi siswa. Untuk itu metode belajar ini layak untuk di adopsi oleh para guru di Indonesia.

Adapun langkah-langkah kegiatan metode belajar Power teaching menurut Armstrong (2009) adalah sebagai berikut:
a.       Langkah pertama  disebut dengan “Class- Yess”.
Pada tahap ini guru mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pemebeajaran dengan mengucap kata “class “ dengan intonasi tertentu. Siswa menjawab ucapan dengan kata “Yess”  dengan intonasi kata yang sama dengan intonasi guru.
b.      Langkah kedua disebut dengan “Micro Lecture”.
Pada langkah ini guru menyampaikan bahan ajar dalam waktu kurang dari 30 detik. Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan guru. Guru menuliskan point-poin yang dirasa perlu di papan tulis.
c.       Langkah ketiga disebut dengan “Teach-Oke”.
Setelah guru melakukan “ micro lecture “ guru mengucapkan kata “Teach” jika perlu dengan tepuk tanga , siswa menjawab dengan kata “ Oke “.Setelah menjawab “Oke” siswa mengulang apa yang telah disampaikan guru secara berhadap-hadapan kepada siswa lain.
d.      Langkah keempat disebut dengan “Score board “.
pada langkah ini guru melakukan penilaian terhadap  kienerja siswa pada papan  tulis yang telah dibuat tabel dengan dua kolam dimana kolom pertama bagian atas diberi ikon wajah orang tersenyum  sedang kolom kedua bagian di atas diberi ikon gambar orang sedih.Kolom wajah gembira diberi skor satu jika guru menilai kinerja siswa dianggap sesuai dengan harapan guru. Sedang kolom kedua jika kinerja siswa dianggap kurang baik.
e.       Langkah kelima disebut dengan “Hand and eyes “.
Setelah guru memberi penilaian siswa menanggapi sesuai dengan nilai yang diperolehnya. Jika ia mendapat penilaian wajah tersenyum siswa meneriakkan kata “Oh yeah “ jika perlu dengan tepukkan tangan. Jika mendapat nilai wajah sedih siswa pura-pura menangis dengan mengusap-usap mata dengan tangan.
Dari langkah satu sampai dengan langkah kelima diulang-ulang sesuai dengan materi yang ingin disampaikan.
f.       Langkah keenam disebut dengan “Comprehention Check”.
Pada tahap ini siswa diminta mengulang secara lesan semua materi yang telah disampaikan oleh guru. Pada saat siswa mengulang materi yang diajarkan, guru berkeliling melakukan checking terhadap kegiatan siswa.
Metode ini tampaknya sangat tepat untuk mengajarkan materi-materi berkaitan dengan pemahaman konsep. Dengan pengucapan berulang pada saat  “teach-Oke “ Siswa diharapkan lebih memahami konsep yang diajarkan. Dengan metode ini juga membangun komunikasi antar siswa.Antusiasme dan konsentrasi dibangun dengan menggunakan metode ini.


selain itu, Whole brain teaching juga mempunyai kekhasan yaitu five rules. rules itu adalah:
1. follow the direction quickly
2. raise your hand for permission to speak
3. raise your hand for permission to leave your seat
4. make smart choices
5. keep your dear teacher happy

1 komentar:

  1. boleh tau refernsi bukunya apa..? saya tertarik dengn model pembelajaran ini untuk pnelitian..

    BalasHapus