Selasa, 16 April 2013

Sorak sorai Dakwah

Aku… dimanapun berada, bila melihat akhwat berkerudung lebar entah mengapa seperti bertemu dengan saudara lama. Terasa tak asing. Bertukar senyum kemudian saling memperkenalkan diri.
Teringat  ketika tahun 2004 beberapa bulan setelah berhijrah, bergabung dengan barisan dakwah. Pergi ke yogya. Menghadiri wisuda kakak. Oleh beliau, aku diantar ke tempat acara khusus  akhwat. Subhanallah… sambutan yang mereka berikan. Padahal baru pertama kali bertemu. Oleh mereka, aku yang masih culun diajak berdiskusi perkembangan dakwah kampus di Kalimantan, di ajak berkeliling yogya, sampai di minta nginep di kost mereka.
Pun, bilangan tahun berikutnya. Betapa manis ukhuwah yang dirasakan. Walaupun hanya sedikit orang di perjuangan dakwah ini, tapi itu tak membuat surut sama sekali. Justru menjadi motivasi untuk mengkloning sebanyak mungkin kader-kader dakwah.

Dan sekarang… segala puji untukMu ya Rabb…
Melihat kader-kader dakwah yang semakin hari terus bertumbuh dalam bilangan jumlah. Tak sulit lagi menemukan akhwat-akhwat berjilbab lebar, ikhwan-ikhwan dengan logo partai dakwah di jaketnya.
Lihatlah sekarang, bagaimana dakwah sudah sedemikian luas menyebar. Di pemerintahan, di parlemen, di  kampus-kampus, di sekolah-sekolah, di lembaga-lembaga, di media masa, luar biasa. Dakwah mulai memperlihatkan kekokohannya.
Tapi… tapi… tapi…
Terlihat jua satu dua kader mulai bertumbangan, tak tahan dengan gemuruh tepuk tangan kala dakwah dimenangkan. Bersuka ria dengan banyaknya pasukan, hingga lengah bahwa musuh masih mengintai. Tergagap dengan gemerlap dunia, hingga lupa perbaiki kualitas sebagai hamba. Hingga nyata, virus-virus dunia mulai menjangkiti para kader dakwah.
Dua..tiga.. empat… tak hanya jundi, qiyadah pun mulai berpenyakit
Besar hati saat manusia mengelu-elukan, mengidolakan, memuji dan menjadikan diri tauladan. Dan dengan alasan berdakwah sibuk mencari pembenaran.
Atau tersandung dawai asmara? Duhai… apatah lagi yang mampu menopang dakwah ini, jika penumpu-penumpu dakwah rapuh oleh gemerincing emas dan lembaran dolar, ringkih oleh virus-virus cinta tak halal yang terus menggerogoti. Dan yang dirindukan bukan lagi keridhaan, tapi hanyalah tepuk tangan membahana dan sorak sorai kemenangan.
Aku rindu, pada mereka… yang kala bertemu, hatiku berdesir dan berkata. Seluruh puji bagiMu ya Allah yang telah mempertemukan kami dalam dakwah ini.
Tak bisa kutahan riak bening yang melesak keluar dari kelopak mata ini kala bertemu mereka seperjuangan namun yang ada hanyalah kehampaan seaakan tak ada benang cinta menautkan,

0 komentar:

Posting Komentar